Cek juga di: https://smallidea.wordpress.com/2010/09/14/bagaimana-menurut-anda-tentang-produk-20-besar-dbia-2010-ini/
Post ini hanya mengomentari orijinalitas dari karya finalist, bukan menuduh bahwa finalist melakukan penjiplakan, tapi sangat sayangnya sudah ada orang mungkin di belahan dunia yang lain atau dalam masa yang berbeda telah memikirkan hal yang sama.
(Agak) mirip: Handle light
Nice concept, tapi sayang sudah ada di pasaran.
Yang ini malah bentuknya seperti bola lampu
Mirip: Fumbox
Produk ini sudah banyak di pasaran Indonesia juga
Mirip: Bit-E
Nice product, tapi sayangnya konsepnya sudah banyak yang buat, dan lebih memikirkan safety. Pasarnya restoran siap saji.
Mirip: Handukids
Konsepnya hampir sama dengan haduk di bawah, bahkan ada yang buat sabun untuk kebutuhan tersebut.
Mirip: Laptor
Nice innovation, tapi sayang sudah ada yang membuat, bahkan Asus sudah memamerkannya.
Mirip: Shopen Grip
Great green concept, tapi sekali lagi sayang sudah ada yang jual, meski bentuknya tidak sebaik milik finalis.
Mirip: Brilian Tako
Sayang sudah ada yang memikirkannya, bahkan mereka telah memikirkan alat pembuatnya dan mampu menggunakan bata bekas untuk dibuat seperti ini.
(Agak) mirip: lampu pemancing ikan
Produk yang mirip ini sudah dipatentkan oleh orang Taiwan, lampunya ada di pelampungnya
tapi yang lebih mirip dengan milik finalis sudah banyak yang jual, tapi ide untuk menggunakan kabel listrik sebagai pengganti senar kelihatannya belum ada yang membuat.
Mirip: Jeper
Sayang konsep ini sudah ada yang mendahului, tapi produk Jeper memiliki desain yang sangat baik.
Produk ini lebih mirip, pemegang selangnya terbuat dari velcro, sehingga dapat mengikat berbagai jenis selang, dan kaitnya cukup besar untuk dikaitkan ke dahan, railing, ataupun ember. Apakah produk ini lebih “indah” secara desain dibandingkan milik finalis. Tidak. Apakah lebih fungsional? Ya.
Mirip: Jamu gendong milenium
Sudah ada yang pakai untuk jualan minuman, tapi ide bagus untuk jualan jamu dan saya suka motif batiknya.
Mirip: Lock Pump
Maaf sudah ada patent-nya, persis! Namanya Pump Lock
Mirip: Dregs Mug, (agak) mirip: Scup
Penahan ampas teh dan kopi itu disebut “PLUNGER”. Biasanya plunger dijual terpisah dengan cangkirnya, namun beberapa produk sudah menggabungkan antara plunger dengan mug seperti milik finalist, meski secara desain, milik para finalist sungguh luar biasa.
Khusus untuk Scup, konsep gelas bercucuk (beak) sebenarnya juga bukan hal baru, di mana sebelumnya penggunaannya sebagai alat laboratorium, namun pemasar mulai memasarkan untuk alat minum kreatif/ alternatif (cek keterangan dari source):
Penggabungan ke dua hal di atas, beaker glass dan plunger, juga bukan hal baru lagi, sebab banyal plunger (alat pembuat minuman dengan plunger yang inbuilt) bentuknya memang seperti itu, meski jarang orang menggunakannya untuk minum langsung dari situ.
Untuk Scup juga, pemisahan antara lepek/ piring kecil (saucer) dan tatakan (coaster) justru membuat produk ini menjadi tidak efisien. Biasanya inovasi menggabungkan beberapa fungsi menjadi satu, justru inovator Scup berusaha memisahkannya.
Mirip: Roofer green
Konsep ini sudah lama ada, beberapa produk juga sudah dijual dan diciptakan untuk keperluan ini, meski eksekusi antara satu dan lainnya berbeda.
Mirip: Rotate Ketel
Beberapa produk telah di desain untuk menanggulangi permasalahan yang ditemukan finalist, meski desain ataupun bahan yang dibuat mungkin berbeda.
Mirip: Sliding Trash
Produk ini sudah banyak yang bikin, hampir semua preparation table untuk dapur selalu menggunakan konsep ini, beberpa cutting board juga menyediakan tempat sampah praktis seperti konsep dari finalis.
Source, info dari mas Alex (Thanks bro!)
Mirip: Tetris Dine
Meja dengan desain seperti pada game- game klasik seperti pac man, tetris, space invader. dan lain- lain sudah banyak di pasaran, misalnya meja teris berikut.
Meja yang memiliki fungsi penyimpanan praktis di bawahnya juga sudah banyak yang mendesain.
Yang ini meja kerja
Yang ini meja makan, bagian atasnya dapat di geser seperti permainan tetris
Mirip: Transtair
Produk seperti inisudah ada yang jual, persis seperti milik finalist. Pasarnya untuk kapal- kapal.
Mirip: Track
Produk “ramp” yang praktis seperti ini sudah banyak di pasaran, berikut beberapa di antaranya.
Yang ini bisa dilipat
Yang ini juga bisa dilipat tanpa perlu cantolan atau penahan seperti milik finalist. Ketinggian juga bisa di atur.
Mirip: The ultimate dakon
Tahukan Anda dakon adalah permainan yang menyebar meluas di daerah Asia Selatan dan Tenggara, Di Malaysia disebut congkak, di Jawa disebut dakon, di daerah Indonesia yang lain disebut congklak, dan berbagai nama seperti , tchonka, dan naranj di wilayah Srilanka hingga Filipina. Permainan ini ada kemiripan dengan permainan tradisional di negara lain seperti mancala dari Arika di mana permainan ini berkembang juga menjadi permainan yang lebih modern, di mana biasa dimainkan dua orang, permainan ini bisa dimainkan hingga empat orang seperti milik finalis.
Mancala tradisional
Mancala modern
Mirip: One box 3 fungsi
Konsep furniture lipat sudah banyak sejak jaman dulu dengan berbagai macam feature, dari 2 in 1 sampai berbagai macam in 1, tapi desain dari finalis yang sederhana ini punya daya jual tinggi di gerai- gerai mebel yang banyak ada di berbagai kota di Indonesia. Saya mengapresiasi penambahan cantik meja di samping tempat tidur.
Ini contoh lemari, tempat tidur, dan meja (lemari masih bisa berfungsi sebagai lemari)
Yang ini bisa lemari, meja makan, dan tempat tidur
Mirip: CantingE
Terus terang saya menganggap produk ini pasti belum ada yang membuat sebelumnya, namun ternyata di salah satu site saya menemukan sebuah konsep yang hampir sama dengan miliki finalis. Dan yang paling pengecewakan ternyata yang membuat adalah orang Amerika, dia mempertahankan bentuk tradisional dari canting.
Mirip: Foot handle
Konsep membuka dengan kaki sudah banyak digunakan untuk berbagai pintu, namun untuk kulkas mungkin baru ini. Pengoperasiannya biasanya untuk para disable, serta yang membutuhkan kepraktisan seperti di restoran ataupun pabrik
source, info dari mas Alex (sekali lagi thanks)
Mirip: Garbex
Konsep seedling pada sebongkah tanah yang dibentuk seperti pot adalah konsep yang telah lama ada, biasanya disebut soil block, kebanyakan memang berbentuk kotak (meski ada yang berbentuk seperti milik finalist), karena memudahkan pembuatannya, biasanya pembuatannya seperti mengecap sesuatu, dengan menekankan alat pencetak pada campuran tanah, ditekan, dan soil block siap digunakan untuk penanaman biji (seedling).
Kalo ini untuk mebuat pot dari pit soil
(Agak) mirip: Travelia
Gantungan baju bermagnet bukan hal baru lagi
Gantungan baju lipat sudah banyak juga
tapi gabungan keduanya mungkin baru milik finalist.
Mirip: Jaket kanguru
Sayang jaket yang memiliki kegunaan seperti milik finalist sudah ada sebelumnya. Tapi desain untuk kenyamanan menggendong anak pada saat naik motor dapat menjadi nilai tambah produk ini.
Mirip: Suchet
Saya menyukai desain- desain yang ramah lingkungan seperti produk finalis ini, namun sayangnya banyak orang juga yang memfokuskan pada hal- hal yang ramah lingkungan, dan sayangnya juga sudah ada yang membuat konsep seperti milik finalis bahkan menyempurnakan dengan penahan agar pouch atau kantong refill tetap berdiri tegak tidak lunglai pada saat mulai kosong. tapi saya mengapresiasi sistem pompa milik finalis yang hanya memerlukan satu tangan (tiga jari) tanpa perlu menahan kantong pada suatu permukaan seperti pompa pada umumnya.
Mirip: Write Mover
Produk seperti ini biasanya digunakan untuk penderita arthritis sehingga perlu ditambahkan pemegang penanya, sedang fungsi bantalannya juga membuat agar tangan penulis dapat bergerak lancar tanpa mengotori atau merusak kertas misalnya produk berikut:
Tapi di masa lampau, alat seperti ini dibuat untuk membantu orang menulis agar tulisannya rapi dan tidak mengotori kertas seperti funsi utama produk finalis.
(Agak) mirip: Ploup
Banyak gunting kuku yang dilengkapi dengan “nail catcher” sehingga kuku terpotong dapat tersimpan pada gagang gunting, untuk kemudian dibuang. Bentuknya tetap seperti gunting kuku biasa, hanya sedikit lebih gemuk sehingga tetap dapat bermanuver dengan baik serta dapat digunakan dengan mudah untuk kuku kaki.
(Nggak terlalu) mirip: Raizodigaz
Ide mengunci grip sepeda motor agar tidak tidak bisa digerakkan sudah ada yang menjalankan, lock ini juga berfungsi mengunci rem. Tapi yang setipis milik finalist mungkin belum ada, semoga finalist sudah memikirkan bahan apa yang akan digunakan serta sistem penguncian yang aman (kurang terlalu jelas di contestant dtail-nya).
Mirip: The O
Produk ini sebenarnya adalah salah satu favorit saya, tapi tidak sengaja saya menemukan produk di bawah, pelapis untuk bath tub, pelapisnya dari plastik yang pastinya bisa dicuci, tapi produk ini dijual untuk sekali pakai.
(Agak) mirip: Eco Tronics
Konsep timer dengan memutar steker (plug) untuk menentukan kapan listrik akan otomatis mati sudah ada yang membuat, tapi sistem docking secara horisontal seperti milik finalis lkelihatannya belum ada. Adanya sebuah produk dengan tiga seri sekaligus.
(Tidak terlalu) mirip: Pakayung
Konsep (sekali lagi konsep) jemuran pakaian dengan penutup untuk mencegah kehujanan bukan bayrang yang baru lagi, meskipun secara desain milik finalis sangat baik, terutama kemudahan dilipatnya, namun secara fungsional masih perlu ditanyakan (mungkin saya salah, kaena kurang lengkapnya deskripsi) sebab tidak ada aerasi di situ padahal untuk mengeringkan perlu aliran udara dan suhu tinggi dari sinar matahari. Contoh berikut adalah jemuran pakaian tipe rotari dengan penutup.
(Tidak terlalu) mirip: Jestuya
Bila saya tidak salah mengerti, produk ini memanfaatkan salah satu sepatu (bukan keduanya) untuk menyimpan jas hujan (semoga sudah dipikirkan ketipisannya). Bila konsep utamanya adalah memanfaatkan sepatu sebagai penyimpanan, produk tersebut sudah ada di pasaran.
Bila tujuannya agar sepatu tidak basah karena kehujanana atau kecipratan air, sayangnya juga sudah ada di pasaran.
Yang ini untuk pengendara motor
Bila khusus untuk menyiman jas hujan saja, memang mungkin belum ada di pasaran, meski menyimpan jas hujan di dalam tas atau di bawah tempat duduk akan memberi reaksi yang lebih cepat, dan sepatu yang lebih stylish.
(Agak) mirip: Driji Lakon
Sewaktu kecil dulu, kami anak- anak pada masa itu juga mengalami hal yang sama, yang mami buat adalah sebuah selongsong dari kaleb (kulit imitasi, demikian kami menyebutnya dulu) atau dari ban dalam sepeda atau sepeda motor, Kami buat melingkar menutupi jari telunjuk. Dengan demikian kami dapat beradu layang- layang tanpa takut jari kami tersobek oleh benang layangan yang penuh dengan pecahan kaca ketika kami mengulurnya. Mengapa kami buat demikian, karena kami dapat tetap merasakan ketika benang layangan kami bersentuhan dengan layangan lawan, dan kami dapat bermanuver dengan mudah pada saat tali layangan kami telah saling bersangkutan. Hal ini terus terang tidak saya ditemukan di produk finalis yang berbentuk seperti selongsong selotape (sello tape dispenser).
Di pasaran produk yang diperuntukkan untuk hal spesifik ini juga tidak ada, hanya ada produk yang mirip yang digunakan pemancing agar jari mereka tidak tersobek oleh senar ketika mereka sedang “fight” dengan buruan mereka.
(Agak) mirip: Kitani
Kapak yang bisa dilipat bukan hal baru lagi
Sekop dan cangkul 2 in 1 yang bisa di lipat juga bukan hal baru lagi, berikut contoh yang digabung dengan kompas (bukan senter)
, namun gabungan ketiganya mungkin baru milik finalis. Namun ada hal yang perlu diperhatikan mengenai perbedaan sruktur antara mata cangkul, kapak, dan sekop. Bila dilihat dari desain finalist, nampaknya mengabaikan fungsi sekop, agar fungsi kapak dapat dimasukkan (maaf, mungkin saya salah). Sebab sekop seharusnya berlekuk sehingga dapat mengangkat tanah atau pasir, dan lebih kuat (stabil) tidak oleng ke kiri atau ke kanan pada saat digunakan mengangkat beban. Sekop biasanya juga lancip (kecuali sekop salju atau sekop untuk mengangkat butiran seperti gandum atau jagung dari permukaan rata), sehingga dapat menembus permukaan tanah dengan mudah.
(Agak) mirip: Sese’tan
Ide alat untuk menghabiskan isi tube seperti odol dan lain- lain sudah banyak di pasaran, meski penyelesaiannya berbeda- beda, dari yang skala industri maupun sekala rumah tangga.
Produk ini untuk cat minyak
yang ini untuk pasta gigi
Ini untuk tube dari logam
Mirip: Segitiga kehidupan
Perlindungan dibawah sesuatu seperti meja pada saat gempa bumi mendorong para kreatif untuk menyempurnakan fungsi tersebut, ada yang membuat meja yang tahan reruntuhan dengan dilengkapi berbagai bahan untuk bertahan hidup dibaliknya.
Ada juga yang berusaha memperkuat strukturnya berbentuk seperti piramid sehingga dapat menahan runtuhan dari berbagai sisi. Konsep tersebut dinamai Triangle of Life/ segitiga kehidupan (nama yang diinspirasi dari teri keselamatan gempa kontroversial dari Doug Copp), produk ini didesain oleh desainer dari China digabungkan dengan bangku sekolah, ketika gempa besar melanda Sichuan, China pada tahun 2008.
Produk finalis sebenarnya menyederhanakan desain di atas, namun akan muncul pertanyaan bilamana dinding tempat segitiga finalis menempel juga turuk runtuh, dari mana orang bisa keluar melewati pintu darurat bila menempel pada tembok (berarti harus ada perubahan struktur bangunan, dengan melubangi tembok terlebih dahulu.
Mirip: Pregnant Helmable
Pada awalnya produk finalis saya anggap sebagai guyonan (joke) belaka seperti tokoh rekaan Pregnant Super Hero berikut:
Namun setelah saya menemukan patent yang dikeluarkan pada tahun 1976, saya baru menyadari bahwa hal tersebut adalah hal yang serius
Ada sedikit perbedaan antara produk di atas dengan milik finalist, produk di atas lebih sempit, karena mungkin menyadari bahwa ibu hamil akan mengalami pembesaran (maaf) payudara (breast tenderness) yang kemungkinan akan tertahan pengikat selempang pada produk finalist.
Mirip: Cetres
Bila konsep utamanya agar membuat acian (campuran air, semen, dan pasir) memiliki ketebalan yang sama dan tidak berantakan, sangat disayangkan, produk yang memiliki fungsi tersebut sudah dipasarkan secara komersial meski mereka hanya manambah inovasi dengan tali untuk menarik garis lurus yang menurut saya kreatif, bukan pengukur kemiringan yang menggunakan air atapun elektrik.
Mirip: U-Smile
Lembaran (pad) untuk menyerap minyak pada makanan sudah banyak yang jual, banyak produk ikan berlemak yang dilapisi bagian dasarnya dengan lembaran ini
Yang berbentuk kantong, hasil ide kreatif dari finalist, sayangnya (sekali lagi sayang) juga sudah dipatenkan sejak tahun 1991 meski ada perbedaan dalam pemilihan bahan dan grafis.
Berikut contoh pengembangan dengan bahan yang berbeda: source, source, dan lain- lain.
Mudah- mudahan bahan yang digunakan finalis benar- benar berbeda sehingga tetap dapat menarik perhatian juri.
Catatan: nama- nama di atas adalah nama yang digunakan oleh peserta dalam ajang DBIA 2010 yang diperoleh dari DBIA home page.
Menambahkan saja ide SLIDING TRASH juga sudah ada tuh mirip sekali dengan http://www.yankodesign.com/2007/01/22/table-of-trash-by-marie-louise-gustafsson/ isa diliat mirip sekali
Ini tambahin lagi untuk FOOT HANDLE.
http://www.sdslondon.co.uk/special-offer/foot-operated-door-opener.html
udah dijual juga tuh
wow!! ternyata oh ternyata!
utk menuju BIA 2011 kita musti lebih banyak riset terlebih dahulu nih ya! biar enggak dicap penjiplak. hehehehehe… 😀
Wah-wah pengamatan yang jeli Bro….iya pantesan ketika liat dia beberapa karya yang dimuat…kok perasaan pernah liat…. Bagus bro untuk masukan bagi para Juri BIA…
Luar biasa mas.. Mas layak jadi juri tahun depan… Riset yang luar Biasa.. Selamat.. Masukan yang berarti untuk juri.. Juri harus lebih jeli dan gaul dan melihat perkembangan dunia desain..
mas adi kira2 siapa yang pure inovatif
Ini pendapat pribadi lho….Terus terang semua finalist pasti kreatif dan inovatif, apakah sudah ada yang buat atau mengkonsep terlebih dahulu itu yang jadi pertanyaan. Secara konsep saya suka Cargo Trolly Modular, Epicup, dan The O. Secara pribadi saya pengin lihat jaket kaguru dan jamu gendong millenium masuk tahap selanjutnya. Tapi yang jadi pertimbangan seharusnya juga tentang kegunaan, penambahan banyak feature pada suatu barang juga menyebabkan nilai barang tersebut jadi turun, dan perlu juga dipikirkan apakah sudah ada barang substitusi yang lebih praktis dan mungkin ekonomis sebelumnya.
mas adi, kalo boleh tahu backgroundnya mas adi apa sih? Kok bisa2nya sih segitu pekanya dan jago ngorek2 karya2 finalis yg mirip. A little information about yourself please.
Mas adi udah tua / masih muda kayak kita2 gak? Profesi mas adi apa dong? di bidang design juga?
Kalo yang jaket kangguru, pernah aku liat di tv, di produksi oleh ibu2 rumah tangga..buat gendong anaknya yg msh kecil.
mirip – mirip mah bukanya wajar?
kan peraturannya juga membolehkan modifikasi barang yang udah ada sebelumnya.. tapi emang si, kesannya jadi kurang kreatif. :sotoy:
coba Grind-Grind Joy masuk..
Apa jadinya yak?!
:ngarep:
hahaha
wah wah wah.. iya ya banyak yg mirip ya ternyata. setuju sih kalo memperbolehkan modifikasi, tapi gag guna dong judul kontesnya yg bertajuk innovasi. 😦
Tapi tetep ngedukung semua finalis! paling tidak mereka do somethin’ dan punya pengalaman baru daripada yg hny bisa komen. *nyindir diri sendiri. hehehe
Good Luck buat para finalis dan salut juga nih buat yg punya blog dan kepekaannya tentang detail karya2 masing finalis. 🙂
heheheheehe iya mendingan menurutku konsep awal di flooring ke umum aja dulu. kalau emang ada banyak ide-ide dari peserta2 mendingan BIA 2011 di pertimbangkan untuk memperbesar jumlah finallist jangan 50 tapi 100 atau 150 gitu biar ide-ide yang benar2 baru dan fresh tidak terbuang percuma.
Memang kita diijinkan melakukan modifikasi barang yang sudah ada. tetapi apakah dengan modifikasi kita menciptakan barang yang lebih tepat guna, efektif dan efisien ? kalau Ya apa kelebihannya dibandingankan barang yang sudah ada. Mungkin ini juga harus dijadikan salah satu point penting dalam penilaian BIA yaitu modifikasi dari barang apa ? apa kelebihannya ?
Yah mungkin BIA 2011 bisa lebih di koreksi lagi. HEBAT-nya BIA 2010 ini ada pemeriksaan HAKI yah… Congrat buat BIA
Mirip bukan berarti sama kan? emang ada beberapa yang bisa saya temui di Jepang dan Singapore. mungkin mereka terinspirasi oleh salah satu karya dan mencoba mengembangkan lebih frez lagi. Tetap salut buat teman2 yang berlaga di Black Innovation
wah hebat ni Blog-nya !!
tagline-nya mantap “small idea big impact”
bukan orang sembarangan ni yang punya hehehe..
mau tanya..
untuk yang mirip-mirip itu, kalo kasusnya COCA-COLA sama PEPSI gimana ya..???
Nggak masalah! tapi kalo misalnya Pepsi ikut lomba ini, saya pasti akan komentar Mirip: Coca cola yang telah dibuat sejak tahun 1863 (Pepsi dibuat tahun 1890).
Apakah hal ini mempengaruhi pasar mereka, nggak juga, apakah ini akan menimbulkan permasalahan hukum? Sebagai orang awam saya mengatakan kelihatannya tidak juga, sebab kedua- duanya masih ada hingga sekarang. Apakah Pepsi berani berkata bahwa mereka yang invent minuman dengan menggunakan kola nut seperti milik Coca Cola? menurut saya tidak akan. Segala sesuatu tergantung koridornya. Don’t worry to invent, just be wise and humble.
Nah!! itu dia..yang penting jangan sampai melanggar hukum/merugikan pihak lain..
mas Adi blog ini udah brapa lama ??..saya baru tau sekarang ya…lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali hehehe..
Salam kenal, baru setengah tahun koq…
Salam kenal, baru setengah tahun koq…
ga habis pikir ……..
ko’ bisa 2nya sampeyan dapet source – source diatas. klo keyword saya masih bisa nyari di mbah google. klo gambar ……???
( maklum masih ndeso )..
salam KAGUM buat thesmallideablog …
maju trs… thesmallideablog
Thanks, sebagai orang ndeso juga saya jadi terharu
makasih ” thesmallideablog ” sudah kasih resource buat produk yang konsepnya sama dengan ide saya.
kalah start saya ….
salam KAGUM buat thesmallideablog …
maju trs… thesmallideablog
sayang…….judulnya “smallidea”
tp ternyata co-pas ide orang lain juga…….
kirain idenya sendiri diposting …..hehehe….just kidding
krn setau saya blog beginian di luar negeri isinya ide baru….bukannya hasil googling diposting ulang…hehehe
coba mas Adi bikin ide kreatifnya sendiri…..sekali2 jadi kreator bukan komentator
anyway….salut saya
@Wijaya: (Nama anda Mirip: Adi Widjaja :)) Memang banyak koq yang beginian makanya saya tulis source-nya. Dan bila Anda amati, blog- blog dengan rating tertinggi di Technorati (http://technorati.com/), banyak yang seperti blog saya, dan banyak saya mengambil informasi dari mereka. Moga- moga makin banyak orang yang jadi kreator setelah lihat blog ini termasuk saya. Terus terang blog ini lebih membutuhkan kerendahan hati untuk menghormati kreatifitas orang lain, yang terkadang susah kita dapatkan. Ada sebuah cerita ketika Colombus mendapatkan banyak penghargaan dari ratunya setelah eksplorasi ke Amerika yang berhasil (padahal seharusnya Colombus harus ke India), banyak orang mencibirnya, mereka berkata gitu aja gua bisa (kira2 begitu kata mereka). Kemudian Colombus mendekati mereka dan memberikan sebuah tantangan, tantangannya adalah untuk mebuat sebuah telur ayam berdiri tegak. Setelah beberpa saat semua orang menyerah, dan mengembalikan telur tersebut kepada Colombus dan menanyakan solusinya. Colombus mengambil telur tersebut dan menghentakkan salah satu pangkal telur tersebut ke meja. Wala…telur berdiri. Orang- orang yang berkerumun hanya bisa bergumam, gitu aja sich gua bisa. Kita harus berusaha menghargai apa yang orang lain telah ciptakan terlebih dulu, bukan menutupi bahwa sesuatu itu sudah ada dan mengatakan kita yang terdepan dalam hal tersebut. Terakhir: kreator adalah karunia, komentator juga (yang ini mbela diri sich…he..he..he..). BTW thanks comment dan apresiasinya.
kalau boleh tahu, yang lolos seleksi 20 besar tahun ini siapa aja? thx atas infonya. satu hal lagi inovasi adalah hasil cipta karya dari seseorang karena dia melakukan penglihatan, pengamatan, dan menirukan, memang semua produk inovasi memiliki unsur seperti itu, namun sebisa mungkin membuat baru jauh lebih baik daripada sekadar menambahkan, salut untuk semua peserta, maju terus kreator muda indonesia!
Ada yang bisa bantu?
saya nggak menyalahkan “kreator”nya, mungkin memang mereka memiliki keterbatasan akses dengan “dunia luar”, yang saya sayangkan adalah para juri yang meloloskan “inovasi” yang sebetulnya bukan inovasi. .Kalau “pelolosan” design/”inovasi” karena “kesempitan pengetahuan” dari para juri…sayang sekali….
Hal ini sebenarnya harus menyadarkan kita bahwa, berkreasi itu perlu kerendahan hati. Saya juga percaya kerendahan hati tersebut juga dimiliki oleh para juri dan panitia lomba, di mana mereka menayangkan 50 besar finalis secara umum untuk mendapat masukan sebanyak- banyaknya dari penggemar inovasi pada umumnya dan DBIA pada khususnya.
can i give a comment?
ok, thank you.
no one have “pure innovative”,
maaf bukan bermaksud apa-apa, hanya saja menjiplak itu tidak baik, namun baik apabila ada pengembangan ide yang lebih menguntungkan tidak hanya diri sendiri namun juga bagi orang lain..
sebuah ide muncul pastilah dikarenakan oleh ide sebelumnya, mungkin agak sedikit membingungkan bagi para pembaca komentar saya, alangkah baiknya bagi para peserta menjelaskan latar belakang maupun refrensi yang diperoleh ketika para peserta meng-create suatu karya.
terima kasih
wah.. hebat..
saya mengerti mungkin maksudnya bukan untuk menuduh para finalis/semi finalis tersebut. tapi yang lebih saya salutkan adalah kemampuan (dan kekurangkerjaan? :D) bung smallidea untuk melakukan research ekstensif..
eh ini pujian lho 🙂
mungkin kapan2 bisa apply jadi juri BIA selanjutnya..
He..he..he…tahu aja, sebenarnya sich bukannya nggak ada kerjaan, tapi little bit obsessed :). Anggap aja ini jadi resume saya.
Bagaimana pun mas adi dan blog ini tetp memberikan yang terbaik dan berguna…!!?? Semoga para desainer lebih tahu dan tahu…. perkembangan desain…
Think Black…!!??
Point utama dalam sebuah desain adalah konsep…
Innovasi yang baik adalah yang berkonsep….
(heheh.. benar tidak)
Salam kenal…
Saya mengira barang temuan baru semua,Bro. Ternyata banyak konsep “mirip” dengan punya lain yang sudah ada. Setahu saya belum ada barang inovasi yang konsepnya bertujuan meningkatkan kesadaran dan disiplin berlalulintas di jalan raya.(IMHO/mungkin)
“sangat sayangnya sudah ada orang mungkin di belahan dunia yang lain atau dalam masa yang berbeda telah memikirkan hal yang sama.”
Begitu penuturan pemilik blog ini di awal postingannya mengenai Djarum Black Innovation.
Muncul pertanyaan kenapa harus sangat menyayangkan? Ini menjadi menggelitik bagi saya karena saya tidak menangkap dengan jelas apa maksud dari penulis apalagi setelah melihat isinya yang membandingkan ide2 peserta dengan hasil searchnya di jagad maya. Ini jadi seperti permainan “temukan 10 perbedaan” di majalah2. Yang saya tangkap kesannya di sini jadinya adalah suatu kritik halus mengatakan karya peserta kurang original
Org kulon punya jargon “there is nothing new under the sun” Jadi (sangat) wajar apabila ada org di bagian dunia lain atau di waktu yang berbeda sdh memikirkan hal yang sama. Apalagi di zaman internet seperti ini kita bisa dengan “mudah” browsing mencari dan mengatakan produk ini sama dengan itu dsb padahal dlm waktu pembuatannya bisa jadi org tsb memang betul2 dari hasil olah pikirannya.
Sebagai contoh, iPod, apakah desainnya begitu inovatif sampai2 belum ada yg memikirkannya sebelum2nya? Sepertinya kita harus memeriksa kembali pernyataan tsb. Bisa dicek gambar2nya di url2 di bawah ini
Soal menyayangkan originalitas ini akan lebih baik lagi kalau Anda mencoba sendiri. Ya mencoba sendiri, dorong sekuat tenaga diri Anda utk menghasilkan ide paling original yg sanggup Anda hasilkan. Selama beberapa hari atau minggu ke depan jangan browsing, baca atau apapun yg dapat mengakibatkan Anda “menjiplak” ide orang. Pikirkan sampai Anda benar2 dapat ide tsb dan yakin bahwa itu original tidak ada duanya. Setelah itu coba Anda searching & browsing, apakah Anda dapat menemukan “ide original” Anda sudah muncul di internet padahal Anda blm publish ke internet bahkan cerita ke orang lain sekalipun? Hampir dapat dipastikan jawaban ya. Apakah itu berarti Anda tidak original yang hanya bisa mencontek atau maksimal memodifikasi ide yang telah ada?
Saya pernah melakukannya ketika membuat sesuatu dengan yakin bahwa ini bener2 baru dan ternyata setelah melihat2 ide “orginal saya” sdh byk org berpikiran hal sama sebelum saya.
Kita perlu merenungkan kutipan berikut mengenai kritik yang saya ambil dari film Ratatouille
“In many ways, the work of a critic is easy. We risk very little yet enjoy a position over those who offer up their work and their selves to our judgement. We thrive on negative criticism, which is fun to write and to read.”
“the average piece of junk is probably more meaningful than our criticism designating it so.”
Jadi jangan habiskan energi, waktu, obsesi dan hidup kita hanya sebagai pengamat (komentator). Mulailah arahkan energi, waktu dan obsesi kita utk jadi pemain (kreator) yang membuat sesuatu berawal dari average piece of junk seberapapun tidak originalnya. Itu lebih berharga dari sekedar komen dan kritik. Jauh lebih berharga.
seorang kreator memang harus rendah hati… 🙂
ada seniman ada pula kurator.
yang menang adalah orang-orang yang beruntung. jadi nikmatilah karena sebuah ide itu sangat mahal bahkan tidak dinilai dari materi..
Setuju! Semoga kompetisi ini bukan jadi kompetisi untung- untungan seperti kuis di TV kebanyakan, yang beruntung dipanggil bisa menang, yang jawabnya untung- untungan benar bisa juga memenangkan sesuatu. Tapi dari lomba ini kaita berharap bisa melihat kreatifitas “berkelas” (istilah saya untuk bermanfaat, masuk akal, masuk pasar, dan orijinal) dari para pemenangnya.
Kesamaan ide didalam proses penciptaan adalah hal yang wajar,sudah banyak terjadi dan banyak bukti, salah satunya adalah motif kait seperti lambang yang dibuat adolf hitler untuk partainya. Di banyak belahan bumi motif seperti itu bisa ditemukan, mengapa? jawabannya bukan pada kata mengapa itu bisa terjadi, tetapi mengapa motif seperti itu dilahirkan.
Keunggulan ‘tangan’ anak-anak Indonesia di Asia tenggara hanya bisa disaingi oleh tangan anak-anak Filipina, tetapi anak-anak thailand berbeda, mengapa? karena keunggulan anak-anak thailand bukan hanya berada di tangan.
keaslian atau orisinalitas untuk hari ini memang agak njlimet,tetapi pada dasarnya syaratnya sangatlah mudah,diantaranya bisa melalui:
1. Variasi logika dan pembedaan aspirasi (Manzini 2005).
2. Melalui dematerialisasi”. (Filipi 2003)
karena itulah kemudian,
– singapore flyer tidak sama dengan bianglala komedi putar di pinggiran jakarta.
– film hantu thailand berhasil berbeda dengan hantu jepang ataupun korea.
– gereja poh sarang
– rocket stove
Pengamatan yang luar biasa Mas Adi! Saya sejak dulu tertarik untuk mengikuti kompetisi Black Innovation Award ini dan saya semakin bersemangat mengkutinya berkat peran Mas Adi Wijaya untuk memeriksa orisinalitas karya-karya yang diikutsertakan. Lanjutkan terus pemeriksaannya Mas Adi, saya setuju sekali jika Mas Adi bisa diikutsertakan menjadi tim juri di Black innovation Award.
Bisakah Mas Adi Wijaya menjadi tim juri BIA atau membantu proses penjurian BIA supaya kompetisi tersebut menjadi lebih fair? Karena saya ingin mengikutsertakan karya saya dan saya takut karya saya kalah akibat karya-karya saingan saya banyak yang mem-plagiat karya orang lain.
Jangan takut kalah mas… kalo kita nggak mencoba melakukan apapun, baru kita tidak akan pernah kalah atau gagal, tapi juga tidak akan pernah merasakan manisnya kemenangan dan keberhasilan. Buat saya berlian yang indah pasti akan kelihatan bila diletakkan di tengah- tengah beling, dan saya yakin juri BIA mampu untuk melihatnya meski sama gemerlapnya. Entah kenapa hari ini saya jadi agak puitis ya….Semangat mas!